TIndakan Perbaikan
dan tindakan pencegahan
Tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan adalah dua unsur penting yang dilakukan untuk
menjamin sistem manajemen mutu bebas dari potensi yang merugikan perusahaan
dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar masalah, mencari bentuk
perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak manajemen. Tindakan
perbaikan dan pencegahan sebenarnya adalah dua hal yang saling berkaitan dan
mirip. Hanya saja, tindakan perbaikan cenderung pada penyelesaian masalah ketika
masalah terjadi sedangkan tindakan pencegahan adalah proses evaluasi proaktif
untuk mencegah potensi masalah menjadi masalah di kemudian hari. Berikut
definisi lebih lengkap dari tindakan perbaikan dan pencegahan menurut ISO
9000:2005, sebuah standar yang berisi definisi dari kata atau istilah yang
digunakan dalam Standar ISO 9001.
3.6.4 Tindakan pencegahan
Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
CATATAN 1 Mungkin terdapat lebih dari
satu penyebab potensial ketidaksesuaian.
CATATAN 2 Tindakan pencegahan
dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian sedangkan tindakan
korektif (3.6.5) dilakukan untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
3.6.5 Tindakan perbaikan
Tindakan unutuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak
dikehendaki.
CATATAN 1 Mungkin terdapat lebih dari
satu penyebab ketidaksesuaian.
CATATAN 2 Tindakan korektif dilakukan
untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian sedangkan tindakan pencegahan (3.6.4)
mencegah terjadinya ketidaksesuaian.
CATATAN 3 Terdapat perbedaan antara koreksi
dan tindakan korektif.
Prosedur Tindakan Perbaikan dan
Tindakan Pencegahan
Tindakan
perbaikan dan pencegahan merupakan dua prosedur dari enam prosedur wajib yang
harus didokumentasikan dalam ISO 9001. Ini penting dilakukan untuk memastikan
semua masalah terdeteksi dan tercatat sehingga mudah untuk melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan. Dalam membuat prosedur tindakan perbaikan, setidaknya
harus memuat poin-poin berikut:
- Mereview dan mendokumentasikan
masalah
- Melakukan Perbaikan produk
sementara, spt : menghapus produk cacat dan mengkarantina area yang
ditunjuk untuk investigasi
- Menyelidiki penyebab terjadi
masalah, bagaimana itu bisa terjadi, mengapa bisa terjadi, apakah bisa
terjadi lagi?
- Mengusulkan solusi yang tepat
yang akan mencegah masalah terjadi lagi. Hal ini sering berarti perubahan
pada proses.
- Anda perlu melaporkan tindakan
apa yang benar-benar diambil
- Setelah beberapa waktu berjalan,
Anda perlu untuk menilai apakah tindakan yang diambil berhasil dalam
mencegah masalah yang sama dan mendokumentasikan bukti untuk mendukung
keputusan Anda.
- Setelah anda yakin masalah tidak
akan berulang lagi anda bisa menutup kasus ini
BACA JUGA : https://sugengharibowo.blogspot.com/2017/09/perpanjanganperubahan-surat-keterangan.html
Adapun untuk prosedur tindakan
pencegahan, setidaknya harus memuat poin-poin berikut:
- Bagaimana anda mengidentifikasi
masalah
- Dimana dan bagaiamana membuat
catatannya
- Bagaimana cara investigasi kasus
dan dilakukan siapa?
- Memutuskan tindakan apa yang
diambil
- Bagaimana merekam tindakan yang
diambil
- Menilai solusi efektif dan
mendokumentasikan semua tindakan preventif
- Kapan dan siapa yang bisa menutup
masalah
Tips Melakukan Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan dalam Perusahaan Anda
Menetapkan
tindakan perbaikan dan pencegahan atas suatu masalah bukanlah hal yang mudah.
Dibutuhkan kejelian dan pemahaman yang utuh atas semua proses yang berjalan.
Ini hanya bisa dilakukan apabila Anda telah memahami klausul ISO 9001 dan juga
prosedur yang ditetapkan perusahaan Anda. Anda tidak mungkin menyatakan suatu
kondisi sebagai masalah atau potensi masalah tanpa memahami klausul ISO 9001
dan juga prosedur yang telah ditetapkan. Untuk mempermudah anda dalam melakukan
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, berikut ini beberapa hal yang bisa
Anda jadikan acuan. Anda bisa menemukan cara tindakan perbaikan melalui :
- Melakukan
inspeksi tempat kerja
- pengujian, memeriksa, dan
pemantauan pabrik dan peralatan
- konsultasi dengan staf
- Feedback pelanggan
- Audit
- laporan bahaya
- pengecekan dengan produk cacat
- menyelidiki keluhan
- meninjau kegagalan sistem
- meninjau persyaratan dan
peraturan perundang-undangan
Adapun untuk
tindakan pencegahan, anda bisa mengidentifikasi peluang perbaikan melalui
beberapa cara berikut:
- Melalui proses tinjauan manajemen
- Memonitor proses/performance
- Menganalisa data garansi dan
feedback pelanggan
- Menganalisis proses
- Mencari akar masalah untuk
tindakan perbaikan
- Penilaian resiko
- Saran karyawan untuk perbaikan
- Jadwal produksi
- Pemantauan aturan
perundang-undangan dan aturan
- Review marketplace
- Mengikuti perkembangan teknologi
- Temuan Audit mutu internal atau
eksternal
- Pengamatan karyawan
Jadi, tindakan perbaikan adalah
tindakan untuk menghilangkan penyebab suatu ketidaksesuaian sehingga
ketidaksesuaian tersebut tidak muncul kembali. Lalu, apa bedanya dengan
tindakan koreksi? Tindakan koreksi adalah tindakan yang dilakukan seketika atau
segera terhadap ketidaksesuaian agar tidak meluas atau berdampak lebih jauh.
Agar lebih jelas perbedaannya, perhatikan contoh berikut ini:
Tindakan Perbaikan
Ketidaksesuaian :
ada sebuah gelas jatuh dan
pecah di lantai
Corection
” bersihkan lantai, ambil
pecahan gelas..jangan sampai pecahan gelas berserakan sehingga membahayakan
orang lain”
Corective Action atau Tindakan Perbaikan adalah tindakan
yang diambil untuk menghilangkan akar
penyebab ketidaksesuaian agar kejadian serupa tidak terjadi
lagi.
kalau kita mau melakukan
Corective Action maka harus mencari akar
penyebab masalahnya
caranya ? ada 2 metode yang
paling sering dipakai orang untuk mencari akar masalah:
1. Menggunakan Diagram Tulang
ikan atau Fish Bone Diagram.
dengan menganalisa
kemungkinan berbagai penyebab kenapa gelas bisa jatuh dan pecah.
Faktor Manusia
: Kurang Hati-Hati
Faktor Alat
: Meja Agak Miring/ Tidak Seimbang
Faktor Metode
: Blm ditetapkannya instruksi yang jelas mengenai cara meletakan gelas
Faktor Lingkungan : Jarak
antar Meja yang terlalu sempit
Pilih
faktor dominan penyebab berdasarkan data-data gelas yang jatuh pada periode
tertentu, atau juga bisa berdiskusi dengan Tim untuk menentukan mana kira-kira
penyebab dominan. ternyata hasilnya adalah bahwa faktor metode menjadi
faktor penyebab dominan, maka tindakan
perbaikan dari kasus ini adalah : “Membuat Instruksi Kerja yang
jelas mengenai cara meletakan gelas
diatas meja”
2. Menggunakan metode 5 Why,
yaitu lima kali bertanya mengapa
Gelas Jatuh
Why 1 –> Tersenggol
Orang
Why 2–> Jarak
antar meja terlalu sempit
Why 3 –> Tidak ada metode
penyusunan meja
Why 4 –> Blm
memperhitungkan adanya potensi gelas jatuh
why 5 –> Acuan penyusunan
gelas belum ditetapkan
dengan
menggunakan metode ini terlihat bahwa penyebab utama dari gelas jatuh tadi
adalah, belum adanya acuan penyusunan gelas maka tindakan perbaikan
dari kasus ini adalah : “Membuat Instruksi Kerja yang jelas mengenai cara
meletakan gelas diatas meja”
Nah
kebetulan saja untuk case diatas root case dengan menggunakan 2 metode bisa
sama hasilnya, apabila beda juga tidak masalah, karena kita hanya disarankan
menggunakan salah satu metode dan bukan kedua duanya, memakai metode yang sama
juga sangat dimungkinkan root cause nya berbeda, sesuai dengan aktual kondisi
di bagian/ departemen masing-masing.
Preventive Action :
Tindakan
yang diambil untuk mencegah suatu ketidaksesuaian,
Tindakan Pencegahan untuk
ketidaksesuaian diatas tidak ada, karena sudah terjadi ketidaksesuaian gelas
jatuh,
Preventive
Action atau Tindakan Pencegahan
seandainya kasus gelas jatuh
diatas belum terjadi maka dapat diambil langkah langkah seperti contoh diatas.
Potensi Ketidaksesuaian
Adanya potensi kejadian gelas
jatuh
berdasarkan data :
kejadian 1, gelas sudah di
ujung meja
kejadian 2, gelas sudah jatuh
tapi masih tertangkap tangan
kejadian 3, gelas diatas meja
dengan posisi miring.
maka dicarilah Akar
penyebabnya yang bisa berpotensi
menyebakan gelas jatuh dan pecah..
1. Menggunakan Diagram Tulang
ikan atau Fish Bone Diagram…..
dengan menganalisa
kemungkinan potensi penyebab
kenapa gelas bisa jatuh dan pecah.
Faktor Manusia
: Kurang Hati-Hati
Faktor Alat
: Meja Agak Miring/ Tidak Seimbang
Faktor Metode
: Blm ditetapkannya instruksi yang jelas mengenai cara meletakan gelas
Faktor Lingkungan : Jarak
antar Meja yang terlalu sempit
Pilih
faktor dominan penyebab berdasarkan data-data gelas yang jatuh pada periode
tertentu, atau juga bisa berdiskusi dengan Tim untuk menentukan mana kira-kira
penyebab dominan. ternyata hasilnya adalah bahwa faktor metode menjadi
faktor penyebab dominan, maka tindakan
pencegahan dari kasus ini adalah : “Membuat Instruksi Kerja
yang jelas mengenai cara meletakan gelas diatas meja”
2.
Menggunakan metode 5 Why, yaitu lima kali bertanya mengapa Gelas Jatuh
Why 1 –> Tersenggol
Orang
Why 2–> Jarak
antar meja terlalu sempit
Why 3 –> Tidak ada metode
penyusunan meja
Why 4 –> Blm memperhitungkan
adanya potensi gelas jatuh
why 5 –> Acuan penyusunan
gelas belum ditetapkan
dengan
menggunakan metode ini terlihat bahwa penyebab utama dari gelas jatuh tadi
adalah, belum adanya acuan penyusunan gelas maka tindakan pencegahan dari
kasus ini adalah : “Membuat Instruksi Kerja yang jelas mengenai cara meletakan
gelas diatas meja”
Tindakan Perbaikan : Tidak ada karena belum terjadi
Demikianlah
artikel ringkas tentang tindakan perbaikan dan pencegahan. Semoga dengan
artikel ini dapat memberikan anda panduan untuk mengevaluasi sistem secara
keseluruhan demi mencapai tujuan utama penerapan ISO 9001; perbaikan
berkesinambungan (continual improvement).
Salam Semangat!
Sumber :
- http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-mutu-iso-90012008/tindakan-perbaikan-dan-tindakan-pencegahan-dalam-iso-9001/
- https://sertifikatiso.wordpress.com/tag/tindakan-pencegahan/