Ergonomi dalam lingkungan kerja
Menurut
pusat departemen kesehatan kerja Departemen kesehatan Republik Indonesia,
pengertian Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran ilmu tersebut berkaitan dengan
peralatan dan tempat kerja serta lingkungannya. Menurut pusat kesehatan RI
upaya ergonomi antara lain adalah penyesuaian peralatan dan tempat kerja dengan
dimensi tubuh manusia, agar manusia sebagai pelaksanaan tidak mengalami cepat
lelah, dapat mengatur suhu ruangan kerja, pengaturan pencahayaan sesuai dengan
kebutuhan kondisi dan kebutuhan manusia.Dalam dunia kerja terdapat
Undang-Undang yang mengatur tentang ketenaga kerjaan yaitu Undang-Undang No. 14
tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subjek dan
objek pembangunan.
Kurangi
gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin. Para pekerja
dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi
kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis
kelelahannya menurut ahli ada beberapa jenis kelelahan; Kelelahan fisik,
Kelelahan yang patologis, psikologis dan emotional fatique, serta
tatacara mengatasi kelelahan.
Teknologi
telah berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga produk-produk peralatan sudah
menjadi bagian pokok pada tiap lapangan kerja yang tidak dapat
dipisahkan. dengan kata lain perkembangan teknologi merupakan salah satu
indikasi yang penting dalam meningkatkan produk dalam berbagai jenis pekerjaan.
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah dampak negatif bila pengguna
peralatan tersebut tidak waspada dalam penggunaannya.
Dengan
kewaspadaan yang baik, hal-hal negatif yang akan terjadi dapat diantisipasi
terhadap berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK);
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang
dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh
semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.
Sasaran pengamatan ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi
tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dankelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ergonomik
yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi
tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali
suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomik bagi para pekerjanya, hal
ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri. Desain, dan sebagainya.
1.
Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri,
posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal
dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Bekerjalah dengan
posisi tegak ke depan.
· Usahakan
pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak,kepala agak ke depan.
· Usahakan
benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja.
· Jika
memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik.
2.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja
sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan
ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin.
· Hindari
postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot anda.
· Jika
pekerjaan anda menuntut adanya koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik
dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di
bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan
siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu.
Didalam proses kerja terdapat tatacara pengaturan,
pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara:
· Alat
bantu mekanik diperlukan kapanpun.
· Frekuensi
pergerakan diminimalisasi.
· Jarak
mengangkat beban dikurangi.
· Dalam
membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak
terlalu tinggi.
· Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
Posisi
kerja & jangkauan kerja
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih
banyak digunakan daripada kata-kata.
· letakkan
barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah
dijangkau dan mudah terlihat
· Landasan
kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari
bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun.
(Duduk dengan posisi bersandar).
4.
Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, angan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan
yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO
sbb:
Kemampuan beban yang dapat diangkat;
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
Metode
Mengangkat Beban;
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip:
· Otot
lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
· Untuk
memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar:
· Posisi
kaki yang benar
· Punggung
kuat dan kekar
· Posisi
lengan dekat dengan tubuh
· Mengangkat
dengan benar
· Menggunakan
berat badan
Perlunya pelatihan bidang ergonomi, dengan adanya
tuntunan dalam pelatihan yang terus menerus, akan menjadi pembiasaan dalam
waktu bekerja. Sudah barang tentu pelatihan yang harus diikuti oleh semua
pengguna fasilitas baik di bengkel maupun di laboratorium menjadi bagian
pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan kesehatan dan keselamatan kerja,
kesemuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja.
5. Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya
terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan
jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut:
a)
Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan,
dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula.
Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur
yang cukup.
· Kelelahan
yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual), Mata merupakan indera yang
mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
· Kebisingan.Pengaruh
kebisingan secara keseluruhan adalah Kerusakan pada indera pendengaran. Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian.
b)
Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang
diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
c)
Psikologis dan emotional fatigue
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan
merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita
psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka
kejadiannya di tempat kerja.
d) Upaya
kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas
ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang
tidak seharusnya terjadi :
·
Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia.
Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising.
·
Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak
dan istirahat yang cukup saat makan siang.
·
Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
·
Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.
·
Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus
sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.
·
Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja
dalampeningkatan semangat kerja.
·
Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan
di tempat kerja.
·
Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua
pekerja.
·
Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi
misalnya;
Ø Pekerja
remaja
Ø Wanita
hamil dan menyusui
Ø Pekerja
yang telah berumur
Ø Pekerja
shift
Ø Migrant.
·
Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol
dan zat stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan
kelelahan;
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang
dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata
serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara
elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang
terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja
masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.
Kasus Ergonomi;
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu
ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:
a. Dalam
pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat
kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
b. Pengukuran
variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari
tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
c. Antropometri
dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
d. Kasus
bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer
dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan
keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian
bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
e. Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami
penyakit herniadan juga low back pain akibat
mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).
f. Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic:
Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang
disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency.
Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator
tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus
menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan.
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar
pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan
sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan
kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat,
membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja
serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari hygiene
kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru
diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi
dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu
program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar
ergonomic diterapkan secara luas.
Manfaat penerapan prinsip ergonomi di tempat kerja
yaitu:
1) Mengerti tentang
pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja.
2) Memprediksi
potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja
3) Mengevaluasi
kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja
4) Meningkatkan
produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja
dan persyaratan kerja.
5) Membangun
pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
6) Mencegah
dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja
7) Meningkatkan
faktor keselamatan kerja
8) Meningkatkan
keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institus
Keuntungan melakukan penilaian ergonomi di tempat
kerja yaitu:
1)
Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan kerja
2)
Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada pekerja
3)
Meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja
Sumber;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar