Whatapps

Jumat, 10 November 2017

Risk based Thinking



RISK BASED THINKING
Bila diartikan secara bebas, risk based thinking berarti memperhatikan dan mempertimbangkan segala risiko dalam setiap pengambilan keputusan. Apa risiko yang ada, misalnya, kalau organisasi akan membuat produk baru, atau akan mengeksekusi proyek baru, atau akan mengirim produk ke pelanggan yang baru? Apa risikonya bila diinginkan penggunaan alat yang baru?.  
Dari situ, organisasi dapat memutuskan tindakan-tindakan yang diperlukan. Misalnnya, membiarkan rancangan produk apa adanya, memodifikasi rancangan atau mungkin membatalkan rancangan. 
Apa itu Resiko?
ISO 9001: 2015 mendefinisikan resiko sebagai dampak dari ketidakpastian pada hasil yang diharapkan.
ü  Dampak adalah penyimpangan dari yang diharapkan – positif maupun negatif.
ü  Resiko adalah tentang apa yang mungkin terjadi dan apa dampak yang mungkin terjadi
ü  Risiko juga mempertimbangkan seberapa besar kemungkinannya untuk terjadi

Target dari sistem manajemen mencapai kesesuaian dan kepuasan pelanggan. ISO 9001:2015 menggunakan pemikiran berbasis resiko (risk-based thinking) untuk mencapai hal ini dengan cara:
  1. Clause 4 (Context) Organisasi harus menetapkan resiko yang mungkin mempengaruhi organisasi the organization
  2. Clause 5 (Leadership) Manajemen Puncak harus berkomitmen untuk memastikan klausul 4 ditindaklanjuti
  3. Clause 6 (Planning) Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengidentifikasi resiko dan peluang
  4. Clause 8 (Operation) Organisasi harus menerapkan proses-proses untuk mengatasi resiko dan peluang the organization
  5. Clause 9 (Performance evaluation) Organisasi harus memeantau, mengukur, menganalisis serta mengevaluasi resiko dan peluang
  6. Clause 10 (Improvement) Organisasi harus meningkatkan dan memperbaiki sistem dengan menanggapi perubahan resiko

Risiko dan peluang
Dalam beberapa bagian, ISO-9001 menyandingkan kata risiko dengan peluang. Misalnya, organisasi harus mempertimbangkan 'risiko dan peluang' dalam perencanaan sistem manajemen...dan seterusnya. Ini membuat konsep tentang risk based thinking tidak sekedar mengganti persyaratan preventive action dalam versi ISO-9001:2008, tetapi juga mencakup peningkatan berkelanjutan. Ini juga menarik bila dikaitkan dengan konsep risk management. Dalam konsep risk management yang sedang berkembang sekarang, risiko dibagi menjadi tiga jenis:
  • Risiko karena adanya ketidakpastian
  • Risiko karena adanya bahaya
  • Risiko karena adanya peluang
Bila dikaitkan dengan pembagian jenis risiko diatas, maka penyandingan risiko dan peluang dalam ISO-9001:2015 dapat diartikan bahwa organisasi perlu:
  • mengidentifikasi adanya peluang-peluang
  • menganalisa risiko, baik risiko karena mengambil peluang yang ada, maupun risiko bila tidak mengambil peluang yang ada.

Menerapkan risk based thinking
Untuk menerapkan risk based thinking, kita harus mengingat bahwa persyaratan tersebut, sama dengan process approach, menjiwai seluruh persyaratan lain dalam ISO-9001:2015. Maka sudut pandang yang harus diambil adalah sudut pandang secara makro, melihat sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
Misalnya: Kita lihat berbagai proses yang ada. Apakah pengaturan proses sudah didasarkan pada risiko-risiko yang ada yang mempengaruhi output dari proses? Apakah prosedur yang ada memberi penekanan berlebihan terhadap hal yang kurang berisiko tetapi kurang memberi penekanan pada hal yang justru lebih berisiko?
Secara khusus kita juga perlu melihat apakah kita sudah melakukan penilaian risiko mutu terhadap proses produksi dan pelayanan? Bila belum, kita perlu melakukannya. Mungkin kita perlu menetapkan sistem agar penilaian risiko selalu dilakukan setiap adanya proyek baru atau proses produksi baru, atau bila kita melakukan rancangan produk yang baru.
Untuk selanjutnya, kita harus membiasakan 'berpikir atas dasar risiko' untuk setiap keputusan penting yang akan dibuat. Inilah esensi dari risk based thinking. Apakah kita akan menggunakan satu pemasok saja untuk satu material? Kita harus pikirkan risiko bila pemasok tersebut, untuk berbagai alasan, tidak dapat memasok sesuai dengan kebutuhan. Apakah kita akan menggunakan mesin baru? kita juga harus memikirkan risiko yang ada dan menentukan bagaimana kita menangani risiko tersebut.
Untuk organisasi yang telah menerapkan sistem manajemen lingkungan atau K3, penilaian risiko sudah tidak asing lagi. Aktifitas yang sama dapat diaplikasikan dengan orientasi yang diubah menjadi orientasi terhadap mutu. Tentu saja, kriteria tingkat kemungkinan dan konsekwensi dari risiko harus disesuaiakan.
Apakah kita perlu mendokumentasikan risk based thinking? ISO-9001:2015 tidak secara tegas bahwa identifikasi dan penilaian risiko terhadap mutu harus didokumentasikan. Tetapi, dokumentasi diperlukan untuk alasan logis, yaitu sebagai sumber pengetahuan organisasi tentang risiko apa yang telah dihadapi dan antisipasi apa yang telah diambil. Pengethuan tersebut pasti berguna untuk organisasi sehingga pembahasan risiko-risiko yang similar dimasa depan tidak lagi dimulai dari nol.
Terkait peluang, organisasi juga dituntut untuk menimbang risiko yang ada dalam setiap peluang. Misalnya, terdapat peluang untuk menekan biaya pergudangan dengan mensyaratkan pemasok untuk hanya mengirim material tepat pada waktu dan dalam jumlah sebatas diperlukan. Apa risikonya bila peluang tersebut diambil? sebaliknya, apa risiko di masa depat bila peluang tersebut tidak diambil? biaya tambahan pergudangan bila kebutuhan material meningkat?
Risk based thinking, pada akhirnya, harus menjadi cara berpikir yang melekat disetiap pengambil keputusan dalam organisasi dan diterapkan pada setiap aspek dalam sistem manajemen mutu. Dan hasil dari risk based thinking adalah sistem manajemen mutu yang benar-benar sesuai dengan kondisi dan situasi real yang dihadapi organisasi, tidak dipaksakan untuk menjadi sistem tertentu yang tidak sesuai dengan konteks organisasi. 
bila membutuhkan training sejenis :
https://sugengharibowo.blogspot.co.id/2017/11/jadwal-training-sertifikasi.html
mohon pada kolom komentar, masukan topik QHSE apa yang menarik perhatian anda yang perlu ditambahkan, terima kasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar